Universitas Riau Kepulauan Kunjungan Kerja,Penelitian PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA INTERAKTIF DAN MOTIVASI TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA SMA NEGERI I GUNUNG TALANG

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA INTERAKTIF DAN MOTIVASI TERHADAP HASIL BELAJAR SEJARAH SISWA SMA NEGERI I GUNUNG TALANG

Desma Yulia

Dosen Tetap Prodi Pendidikan Sejarah FKIP UNRIKA Batam

 

Abstrak

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) Perbedaan kemampuan siswa yang diajar menggunakana media interaktif dengan siswa yang mendapat pembelajaran dengan tanpa media interaktif terhadap hasil belajar sejarah; (2) perbedaan hasil belajar siswa dengan motivasi tinggi yang diajar dengan menggunakan media interaktif dan media noninteraktif; (3) perbedaan hasil belajar siswa dengan motivasi rendah yang diajar dengan menggunakan media interaktif dan noninteraktif; (4) Interaksi antara media pembelajaran dengan motivasi belajar sejarahsiswa pada materi pokok Perkembangan Negara-Negara Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia siswa SMA Negeri I Gunung Talang  Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode quasi eksperimen. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa IPS kelas XI SMA Negeri I Gunung Talang. Pengambilan sampel dilakukan dengan model random kelompok, dan didapatkan kelas XI IPS III sebagai kelas eksperimen dan kelas XI IPS 1 sebagai kelas kontrol. Teknik pengumpulan data menggunakan metode tes untuk variabel hasil belajar sejarah dan angket motivasi untuk mengetahui tingkat motivasi belajar siswa. Teknik analisis data menggunakan anova dua arah. Berdasarkan hasil analisis data di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran menggunakan media interaktif  efektif untuk meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran Sejarah.

Kata kunci: media interaktif, motivasi, hasil belajar, sejarah.

PENDAHULUAN

Perkembangan dunia pendidikan secara langsung maupun tidak langsung saat ini dipengaruhi oleh perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Akhir-akhir ini telah bermunculan berbagai produk teknologi yang dapat dipergunakan dalam dunia pendidikan untuk memberikan peluang kepada para pendidik dan praktisi pendidikan untuk berusaha meningkatkan kualitas pendidikan melalui peningkatan proses belajar mengajar serta penemuan metode yang sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

Guru merupakan ujung tombak dan titik sentral untuk mewujudkan kemajuan pendidikan di sekolah. Betapapun baik dan lengkapnya kurikulum, metoda, media atau sumber belajar, sarana dan prasarana lainnya tanpa adanya guru profesional mustahil tujuan pendidikan dapat tercapai dengan baik. Salah satu mata pelajaran yang diajarkan di sekolah adalah sejarah. Mata pelajaran sejarah menuntut siswa untuk mampu menguasai konsep dan mampu untuk menganalisisnya. Oleh karena itu, diperlukan media untuk mempermudah siswa menguasai materi pelajaran dengan tujuan menimbulkan minat, motivasi, kreativitas, meningkatkan aktivitas siswa, dan membuat pembelajaran menjadi bermakna yang akhirnya akan meningkatkan hasil belajar siswa.

Agar pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar, salah satu yang dapat dilakukan adalah dengan melakukan pemilihan media pembelajaran yang tepat sehingga dapat meningkatkan kompetensi dan kemampuan siswa. Menurut Arsyad (2002: 20) “pemakaian media pembelajaran dalam proses pembelajaran dapat menimbulkan minat yang baru, membangkitkan motivasi/rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh psikologis terhadap peserta didik”. Dengan menggunakan media guru dapat meningkatkan dan mengarahkan perhatian siswa sehingga menimbulkan motivasi, dan dapat mengatasi keterbatasan indra, ruang dan waktu, serta dapat memberikan keseragaman pengamatan dan persepsi, juga dapat dijadikan sebagai pengontrol arah dan kecepatan belajar. Di sinilah letak pentingnya media sebagai perantara atau saluran yang membawa informasi atau materi dari sumber belajar pada penerima. Jika media atau saluran itu baik dan tepat sesuai dengan muatan yang dibawa, maka informasi akan diterima baik oleh siswa. Demikian sebaliknya, jika media tidak tepat akan mengalami gangguan, maka informasi yang akan disampaikan tidak dapat diterima dengan baik oleh siswa. Jadi penggunaan media sangat penting dalam proses pembelajaran.

Sesuai dengan kurikulum SMA kelas XI, materi sejarah pada semester I, terdapat beberapa standar kompetensi yang dirasa sulit bagi siswa dan tingkat ketuntasan yang dicapai siswa rata-rata masih dibawah KKM yaitu “Menganalisis Perjalanan Bangsa Indonesia Pada Masa Negara-Negara Tradisional”. Pada Standar Kompetensi ini dibahas mengenai Perkembangan Kehidupan Negara Kerajaan-Kerajaan Islam di Indonesia. Disini siswa merasa kesulitan dalam memahami konsep-konsepnya. Oleh karena itu, peneliti mencarikan solusi untuk mengatasi permasalahan siswa dengan merancang media yang dapat meningkatkan motivasi siswa dalam belajar. Siswa tersebut juga bisa mengulang-ulang kembali pelajaran di rumah dengan mengerjakan latihan-latihan yang disiapkan dalam media interaktif.

Program pembelajaran media interaktif merupakan paket program yang memberikan informasi atau materi tentang pengenalan, penggunaan, serta penerapan pembelajaran software atau perangkat lunak tertentu menggabungkan unsur audio visual, yang disertai menu-menu pilihan tentang isi materi yang disajikan sehingga menawarkan keunggulan dalam pemanfaatan bidang pembelajaran khususnya mata pelajaran sejarah yang saat ini dirasakan sangat dibutuhkan keberadaannya dalam membantu memperkaya pengetahuan siswa dan mengatasi permasalahan sumber daya manusia pengajar di sekolah.

Dalam kegiatan belajar motivasi dapat dikatakan sebagai keseluruhan daya penggerak didalam diri siswa yang menimbulkan, menjamin kelangsungan dan membentuk  arah kegiatan belajar, sehingga diharapkan tujuan dapat tercapai. Dalam kegiatan belajar motivasi sangat diperlukan, sebab seseorang yang tidak mempunyai motivasi dalam belajar, tidak akan mungkin melakukan aktivitas belajar. Motivasi adalah syarat mutlak untuk belajar. Di sekolah ada juga siswa yang bermotivasi tinggi  seperti belajar dengan penuh hati-hati, memiliki kemauan yang tinggi, mengerjakan tugas dengan baik, dan siswa yang bermotivasi rendah seperti siswa malas, tidak menyenangkan, suka membolos, jenuh, tidak  respek dan lain-lain. Dalam hal demikian berarti siswa kurang termotivasi dalam belajar.

Related Post