Universitas Riau Kepulauan Berita BEDAH BUKU “ ISU DAN MASALAH LINGKUNGAN HIDUP” DAN DIES NATALIS UKPM UNRIKA BATAM

BEDAH BUKU “ ISU DAN MASALAH LINGKUNGAN HIDUP” DAN DIES NATALIS UKPM UNRIKA BATAM


RASIO.CO, Batam-Wakil Rektor I Universitas Riau Kepulauan, Ade P Nasution minta mahasiswa lebih peduli terhadap lingkungan hidup, karena lingkungan hidup merupakan yang tak terpisahkan dengan kehidupan makhluk di dunia.

“Mulai peduli lingkungan hidup,” saran Ade kepada mahasiswa yang menghadiri acara Bedah buku yang berjudul : ISU & Masalah lingkungan Hidup terbitan UNRIKAPress (lembaga penerbit Universitas Riau kepulauan Batam)  sekaligus dies natalis Unit Kegiatan Pers Mahasiswa (UKPM) di Auditorium Universitas Riau Kepulauan Batam, 28 Februari 2017. Ade menjelaskan, kerusakan lingkungan yang massif sangat berbahaya, karena akan menimbulkan ketidakstabilan iklim dan lain-lain.

Buku tersebut ditulis oleh beberapa dosen dari berbagai program studi seperti Edwin Agung Wibowo, Yarsi Efendi, Syarifa Yana, Muhammad Hidayat, Rumbadi, Firdaus Hamta, Lani Puspita, Ismarti, Ramses Firdaus, Y.Farid Setyohadi, Ade P Nasution, dan Tamamam Rafiqah. Menurut Ade, buku ini ditulis oleh banyak orang untuk melihat lingkungan hidup dari berbagai aspek yaitu aspek ekonomi, sosial politik, hukum, teknik, sejarah, dan lain-lain, dan menampilkan tiga nara sumber yakni Rumbadi, Wakil Dekan Fakultas Hukum, Yarsi Efendy, Wakil Dekan FKIP, dan Rizaldy Amanda, Direktur Rumah Bakau Indonesia dan Pegiat Lingkungan di Batam.

Rumbadi menjelaskan, kerusakan lingkungan hidup di daerah industri tidak boleh diabaikan. Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (Limbah B3) akibat kegiatan industri harus dikelola dengan baik. “Jangan prosuderal aja,” katanya. Sebab,kata mantan Wartawan TEMPO itu banyak pelaku perusak lingkungan berlindung di Undang-Undang Tentang Lingkungan Hidup. Pemerintah harus merevisi UU No.32 Tahun 2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan hidup. Sebab membuka peluang bagi white collar crimes bermain.

Rizaldy pun mengingatkan, agar tidak lagi ada penemabangan kayu bakau, sebab manfaat kayu bakau yang lazim disebut mangrove itu sangat banyak seperti mencegah tsunami, tempat ikan, kepiting dan hewan laut lainnya bertahan hidup.Ia mengingatkan, apabila hutan mangrove digunduli, maka bencana besar tinggal tunggu waktu. “Manusia itu perusak lingkungan yang dominan,”ujarnya.

ALLE KATA @www.rasio.co

Related Post