UNRIKA IKUT ANTI CORRUPTION FILM FESTIVAL KPK

Soroti Kehidupan Buruh

BATAM (HK) — Universitas Riau Kepulauan (Unrika) Batam, memastikan diri akan ikut sebagai peserta Anti Corruption Film Festival 2013 yang diselenggarakan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Meski baru pertama kali menggarap film dokumenter, namun antusias mahasiswa serta pelakon atau pemain dalam film tersebut ditunjukan saat proses casting yang berlangsung di kampus Fakultas Hukum, Unrika, Sabtu (26/10) lalu.
Rahmanidar, sutradara film dokumenter dari Unrika mengatakan, proses casting yang dilakukan untuk mencari pemain sesuai dengan karakter yang dibutuhkan.  “Film dokumeter yang dibuat ini hanya berdurasi 30 menit. Jadi harus benar-benar mencari pemain dengan karakter yang dibutuhkan,” ujarnya.

Sementara Agus Siswanto Siagian, Manajer Produksi dalam film dokumenter tersebut menambahkan casting yang dilakukan untuk mencari karakter pemain sesuai dengan dalam cerita itu, membutuhkan waktu yang panjang. Bahkan untuk tahap pertama, membutuhkan satu hari hanya mencari bakat pemain. “Setelah mendapatkan pemain sesuai karakter yang dibutuhkan dalam pembuatan film. Baru masuk ke dalam teknis syuting,” katanya.

Ditempat yang sama Dekan Fakultas Hukum Unrika, Pristika Handayani mengatakan dalam pembuatan film dokumenter ini, para pemain semuanya adalah mahasiswa. Bahkan kru dalam pembuatan film tersebut juga dilakukan oleh mahasiswa Fakultas Hukum itu sendiri.

Menurutnya, cerita yang diangkat dalam film tersebut terkait kehidupan buruh yang ada di Kota Batam. Dimana dalam keseharian, seorang buruh harus berjuang menghidupkan kelangsungan rumah tangganya.

Disisi lain, gaji buruh tersebut tidak mencukupi untuk bertahan hidup. Meski pun memperjuangkan upah minimum kota (UMK), dengan demonstrasi dan lainnya, tetap juga tidak digubris oleh pemerintah. Agar terpenuhi, buruh ini pun mencari kerja sampingan selaku tukang ojek. “Dalam cerita itu, ada pihak yang bermain atas nasib buruh. Bahkan gaji buruh pun harus dipotong, dengan berbagai alasan pihak perusahaan dan pemerintah dalam hal ini Disnaker. Padahal itu hanya kedok untuk mencari celah korupsi. Ya ini merupakan salah satu gambaran dalan film dokumenter yang kami lakukan,” terangnya. (Cw71).

Related Post