ARIA ALHADI
DosenTetap Prodi Teknik Jurusan Sipil, Fal. Teknik Univ. Riau Kepulauan-Batam
Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh nilai kuat lekat antara tulangan baja dan beton, pengaruh panjang penyaluran terhadap kuat lekat, dan jenis kegagalan terjadi.
Benda uji yang digunakan dalam penelitian adalah benda uji separuh balok (semibeam) berukuran 12,5x25x50 cm2. Benda uji terbuat dari beton normal dengan kuat tekan rencana 25 MPa. Variasi dilakukan pada panjang penyaluran yaitu 50, 100, 150, 200, dan 250 mm sehingga terdapat 5 kelompok benda uji dengan jumlah total benda uji adalah 15 buah. Perkuatan terhadap benda uji dilakukan dengan menempelkan tulangan baja permukaan balok. Penempelan tulangan menggunakan bahan perekat epoxy Nitobond EC produksi PT. Fosroc Indonesia. Prinsip dasar pengujian adalah mencabut keluar tulangan yang menempel pada benda uji. Pengamatan dan pengukuran meliputi beban, sesar pada ujung dibebani dan ujung bebas, serta kegagalah benda uji.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kuat lekat kritis rata-rata mengalami penurunan untuk panjang penyaluran yang lebih besar yaitu besarnya untuk panjang penyaluran 50, 100, 150, 200 dan 250 mm berturut-turut adalah 2,662; 2,142; 1,622; 1,102 dan 0,5880 MPa. Beban kritis meningkat sampai pada beban kritis optimum (panjang penyaluran 150 mm) dan kemudian mengalami penurunan. Beban kritis panjang penyaluran 50, 100, 150, 200, dan 250 mm berturut-turut adalah 4650,85; 9456,1; 11235,85; 9990,1 dan 5718,85 N. Kegagalan yang dominan terjadi yaitu kegagalan adhesi perekat Sedangkan kerusakan delaminasi dan beton pada panjang penyaluran 150 mm, pada panjang penyaluran tersebut merupakan panjang penyaluran yang optimum sehingga beban kritis maksimum tercapai pada panjang penyaluran tersebut.
Kata Kunci : Perkuatan Balok, Kuat Lekat, Epoxy
I. PENDAHULUAN
Beton bertulang merupakan bahan bangunan untuk konstruksi bangunan gedung maupun sipil yang masih luas dan umum digunakan hal ini disebabkan beton bertulang mempunyai beberapa keunggulan dibanding dengan material lain antara lain beton dapat dibentuk sesuai keinginan, bahan bakunya relatif mudah didapat, mempunyai karakteristik yang dapat disesuaikan dengan kebutuhan serta memiliki daya tahan (durability) yang tinggi.
Untuk mengatasi ketidaksesuaian antara perencanaan suatu elemen struktur beton bertulang dengan keadaan yang dialami secara nyata oleh elemen tersebut yang mungkin disebabkan oleh perubahan fungsi bangunan atau peningkatan beban kerja yang bekerja pada elemen tersebut dapat diatasi dengan cara perkuatan pada elemen struktur tersebut. Ada berbagai macam metode untuk perkuatan pada beton bertulang antara lain dengan :
- Sistem Jacketing/section enlargement (yaitu memperbesar dimensi beton serta dengan cara menambahkan tulangan pada elemen tersebut)
- Sistem FRP (fiber-reinforced polymer) yaitu dengan cara menggunakan material eksternal yang diletakkan pada luar elemen beton bertulang yang kemudian elemen tersebut direkatkan dengan suatu bahan berupa epoxy atau bahan lain yang memiliki suatu lekatan yang baik.
Metode FRP memiliki keuntungan yang lebih dibanding dengan metode jacketing ditinjau dari segi ekonomi, kemudahan dalam pelaksanaan maupun dalam hal mekanika struktur.
Sehingga pada akhirnya kami tertarik untuk mengetahui karakteristik dari metode FRP ini. Adapun metode FRP yang kami teliti yaitu metode FRP dengan menggunakan material baja tulangan yang dilekatkan pada suatu elemen srtuktur dengan menggunakan bahan epoxy. Pemilihan penggunaan baja tulangan sebagai bahan eksternal perkuatan balok dikarenakan hal ini lebih mudah dalam pelaksanaan serta lebih murah ditinjau dari segi ekonomi.Metode ini lebih dikenal dengan sistem perkuatan metode Re-Bar
Kuat Tekan Beton
Dari pengujian didapat nilai beban tekan maksimum kubus beton (Pc,m). Kuat tekan beton (fc’) dapat dihitung dengan menggunakan persamaan:
(1)
dengan, fc’ = kuat tekan beton, Mpa.
Pc,m = beban tekan maksimum.
Ac = luas penampang kubus beton.
Kuat Tarik Baja
Tulangan baja yang diuji kuat tariknya adalah tulangan baja ulir diameter 13 mm yang akan digunakan sebagai tulangan perkuatan. Dari pengujian didapatkan grafik hubungan antara tegangan dan regangan. Nilai beban tarik yang menyebabkan lelehnya tulangan baja (Py) dan beban tarik maksimum (Pt,m) dapat dibaca dalam grafik tersebut. Kemudian nilai tegangan leleh baja (fy) dan tegangan maksimum (fmaks) dihitung dengan menggunakan persamaan: