STUDI TINGKAT KERUSAKAN VEGETASI MANGROVE DI PERKAMPUNGAN DAPUR ARANG KAMPUNG BAGAN TANJUNG PIAYU KOTA BATAM (The Study of Mangrove Vegetation Damage at Kampung Bagan in Tanjung Piayu)

Yarsi Efendi

Dosen Tetap Prodi  Pendidikan Biologi FKIP Universitas Riau Kepulauan

 

ABSTRACT

                Mangrove forest in the township of mangrove charcoal Kampung Bagan, Tanjung Piayu Batam, on the condition quantity and quality degradation . The existence of these ecosystems are increasingly threatened by the presence of a variety of human activities especially trees cutting to be  burn to made charcoal .

The purpose of this study to aim the level of destruction of mangrove ecosystems based on standard criteria and guidelines for the determination of damage to mangroves on the terms of the Decree of the Minister of Environment of the Republic of Indonesia No. . 201/ 2004 .

Field survey methods used to identify mangrove vegetation with using  transects technique with a square plot , placed on 2 station. Station 1 Sungai Bongkok dan Station2 Teraling Island. We also use questioner to get some information from this communities. Selected respomden are consisting of persons who’s activities on mangrove charcoal conventional industry . Data analysis was performed using the method of vegetation analysis ( density , dominance , frequency , and the index of Important value ) .

Composition of vegetation formations in the study site consists of several species , namely:  Avicennia marina , Rhizophora stylosa , Rhizophora apiculata , Avicennia officinalis , Lumnitzera littorea , Ceriops decandra , Bruguera gymnorrhioza , Xylocarpus granatum and Hibiscus tiliaceus . The higher of Indeks Important Value is Rhizophora apiculata on every growth level. Density of trees per hectare in the study site consisting of two stations are 107 trees per hectare in Sungai Bongkok station , and 540 trees in Teraling Island.

 

Keywords : Mangrove forest , level of damage , the composition and structure of vegetation,  degradation

 

 PENDAHULUAN

Perkampungan pesisir Kampung Bagan yang termasuk kedalam kelurahan Tanjung Piayu Kecamatan Sungai Beduk Kota Batam, merupakan salah satu daerah yang ditetapkan sebagai kampung tua  di Kota Batam. Berdasarkan Surat keputusan Walikota Batam, Nomor 105/HK/IV/2004 Dan dari beberapa sumber dikatakan bahwa Kampung Bagan merupakan perkampungan nelayan (perkampungan suku melayu) paling tua di Kota Batam, dimana umumnya masyarakat adalah nelayan yang menggantungkan mata pencaharian dari hasil biota laut, seperti ikan, kepiting, udang, dan lain-lain. Namun sebagian masyarakat ada yang berprofesi sebagai pengrajin arang bakau. (arang karbon yang bahan bakunya dari batang kayu beberapa jenis kayu bakau/ Rhizophora spp).

Industri arang bakau ini tumbuh dan berkembang dengan pesat karena tingginya permintaan terhadap komoditi ini oleh Negara tetangga Singapura dan Malaysia, yang secara geografis berdekatan dengan wilayah kota Batam.

Pesatnya pertumbuhan dan perkemban gan industri konvensional arang bakau di Kampung Bagan di dukung oleh ketersediaan bahan baku (kayu bakau) yang cukup banyak. Karena wilayah ini merupakan habitat alami dari beberapa jenis kayu bakau potensial untuk dijadikan arang karbon, beberapa jenis tersebut antara lain Rhizophora apiculata, Rhizophora mucronata, Rhizophora stylosa, Bruguera gymnorrhiza, dan jenis kayu bakau lainnya.

Tegakan jenis-jenis kayu bakau ini merupakan spesies dominan di kampung Bagan, tersebar dari zona terluar muka laut sampai ke zona daratan. Dan merupakan daerah penyangga ekosistem pesisir Kampung Bagan dan sekitarnya.

Seiring dengan pesatnya aktivitas dapur arang yang mengeksploitasi kayu bakau dari ekosistem mangrove di daerah ini, memberikan implikasi terhadap menurunnya kualitas dan kuantitas tegakan vegetasi mangrove di Kampung Bagan dan sekitarnya. Tegakan mangrove yang dahulunya rapat saat ini sudah terlihat jarang, dan banyak ruang terbuka pada lantai tegakan hutan.

Kondisi yang sama terlihat di setiap perkampungan dapur arang yang lainnya di Kota Batam. Dimana di beberapa wilayah perkampungan arang bakau seperti Rempang Cate, Dapur 6, Dapur 12 dan daerah lainnya.

Berdasarkan permasalahan tersebut, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berkaitan dengan kondisi vegetasi berdasarkan tingkat kerusakan yang mengacu kepada Kriteria Baku dan Pedoman Penentuan Kerusakan Mangrove Menteri Negara Lingkungan Hidup Republik yang tertuang dalam Keputusan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor : 201 Tahun 2004 Tanggal : 13 Oktober 2004.

Related Post