Tak terasa sudah, Radio Samba dengan frekuensi 107,9 FM yang bermarkas di disalah satu sudut kampus Universitas Riau Kepulauan (Unrika) telah mengudara sejak 10 tahun silam. Sesuai komitmennya, Radio Samba juga berusaha tetap mempertahankan eksistensinya sebagai Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang bergerak dibidang pusat pelayanan informasi dan publikasi kampus.
Selain itu, UKM yang berorientasi pengembangan minat seni mahasiswa ini juga terus melakukan penguatan Sumber Daya Manusia (SDM) dengan menjadikannya sebagai sarana pelatihan wawasan intelektual mahasiswa dibidang Broadcasting. Kegiatan tari, Performance art Band dan kreatifitas membuat puisi juga tak luput dari pemberdayaan.
Ruslan Affandy, Ketua UKM Radio Samba ketika ditemui awak redaksi Tabloid Think…! menceritakan bahwa kini meski masih jauh dari sempurna, namun setidaknya eksistensi kegiatan di UKM yang beranggotakan 50-an mahasiswa ini telah dibuktikan dengan evaluasi keberhasilan menggelar berbagai kegiatan seni dan pengembangan wawasan baik di tingkat lingkungan kampus, Kota Batam bahkan dalam lingkup Provinsi Kepulauan Riau.
Letak sekretariat UKM Radio Samba sendiri tidak terlalu sulit untuk ditemukan. Begitu masuk dari gerbang kampus, mengikuti arah belok kanan melalui gedung Fakultas Tehnik lalu belok kiri persis bersebelahan dengan ruang rektorat.
Dilokasi ruangan berukuran kurang lebih 4 X 6 meter itu, aktifitas pengelolaan Radio Samba dilakukan dengan senang hati dan penuh kebersamaan oleh para anggota. Setidaknya demikian perasaan salah seorang anggota UKM Radio Samba ketika ditanya Think..! mengenai kesan dan pesan terhadap organisasinya tersebut.
“Disini (Radio Samba/red) enak, kita bisa belajar mengasah kecakapan berkomunikasi dan teman-teman lain juga berbaur satu sama lain menanggalkan perbedaan,” kata Rafit Khairul.
Rafit Khairul atau lebih dikenal Aseng ini kepada Think…! mengaku meski tidak lagi mengikuti proses belajar karena telah bebas teori, namun dirinya secara pribadi tetap merasa menjadi bagian dari UKM ini. Keteguhan itu, diharapkannya menular kepada anggota-anggota UKM Radio Samba lainnya.
Lagipula, cerita Aseng, dalam sebuah organisasi itu diperlukan anggota yang memiliki loyalitas tinggi terhadap organisasi.
“Kalo ga ada yang gila sama organisasi gimana organisasi itu mau berkembang,” tukasnya.
Setakat ini, lazimnya pengelolaan radio, Ruslan Affandy mengungkapkan bersama tim selaku penyelenggara penyiaran, tentu saja selalu berupaya menciptakan suasana yang menarik di udara. Tujuannya agar pendengar merasa nyaman dan rileks ketika mendengarkan.
Dari faktor kesiapan infrastruktur, sarana dan prasarana, Radio Samba termasuk yang terlengkap untuk kategori radio komunitas. Jangkauan siarannya juga sudah mencakup wilayah Batuaji Center, Sekupang, Muka Kuning dan sebagian daerah Tiban hingga Tanjung Piayu.
Radio SAMBA FM yang berbasiskan Pendidikan dan Hiburan saat ini mempunyai segment pendengar hampir seluruh Mahasiswa, pelajar SLTP – SMU/SMK. Dikemukakan juga oleh Ruslan kegiatan UKM Radio Samba yang telah di gelar seperti Festival Band, Samba Creative Tari, Screamouse Dancer, Tim Teater, Monolog, Puisi.
Untuk kegiatan yang pernah dipelopori UKM Radio Samba diantaranya yakni, Seminar Pembenahan Frekuensi Radio yang ada di Kepulauan Riau, Festival Puisi dan Cerpen SMP dan SMA se-Batu Aji, Festival Seni UNRIKA I, SAMBA Funday at Serangon Beach I, BAKSOS, Gema Takbir Idul Adha I, Festival Seni UNRIKA II, SAMBA Funday at Serangon Beach II, Gema Takbir Idul Adha II, Festival Seni UNRIKA III, SAMBA Funday at Serangon Beach III, Gema Takbir Idul Adha III, Festival UNRIKA IV, dan UNRIKA IDOL
Ruslan juga berharap, eksistensi UKM Radio Samba kedepan dapat semakin dikembangkan mulai dari keragaman program acara, kegiatan offline dan kecakapan serta kematangan SDM yang mengelola Samba.
“UKM ini aset kampus, jadi mahasiswa mestinya berlomba-lombalah untuk menjadi yang paling kreatif,” katanya memberi semangat.
Ditulis oleh : Andri Arianto