Ferry Muliadi Manalu
(Dosen Program Studi Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Riau Kepulauan Batam)
Penelitian ini didasarkan pada kenyataan bahwa sumber daya manusia pegawai negeri belum maksimal dalam tugas-tugas yang diembannya. Untuk itu peranan pimpinan harus dilandasi jiwa profesional dalam memimpin bawahannya.
Secara umum penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi variabel-variabel yang memprediksi produktivitas . Penelitian ini dilaksanakan melalui pendekatan survai. Variabel-variabel yang dipilih untuk melihat motivasi kerja dan kepemimpinan sebagai prediktor terhadap produktivitas kerja pegawai. Pengujian penelitian ini dilakukan dengan menggunakan SPSS versi 17. Subyek penelitian adalah 52 pegawai Kantor Komisi Pemilihan Umum Provinsi Kepulauan Riau. Pengumpulan data dilakukan menggunakan kuesioner, observasi langsung dan wawancara.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel motivasi kerja berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap produktivitas kerja pegawai KPU Provinsi Kepulauan Riau. Sementara variabel kepemimpinan berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap produktivitas kerja.
PENDAHULUAN
- A. Latar Belakang Masalah
- A. Pengertian
- Pengertian motivasi
Istilah motivasi ini sering kita bicarakan dalam kehidupan sehari-hari. Menurut kamus besar Bahasa Indonesia motivasi dapat diartikan sebagai berikut :
- Dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar atau tidak sadar untuk melakukan suatu tindakan dengan tujuan tertentu.
- Usaha-usaha yang dapat menyebabkan seseorang atau sesuatu karena itu ingin mencapai tujuan yang dikehendaknya atau mendapat kepuasan dengan perbuatannya.
Ratmawati dan Herachwati ( 2006 : 32) berpendapat bahwa : ” Motivasi diartikan sebagai suatu kekuatan yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu agar memperoleh hasil atau tujuan yang diharapkan, dalam lingkup organisasi , motivasi kerja (work motivation) merupakan tekanan psikologis dalam diri seorang yang menentukan arah perilakunya dalam organisasi , tingkat usahnya , maupun tingkat ketahanannya dalam menghadapi hambatan-hambatan.”
Karyawan akan termotivasi untuk memberikan hasil kerja yang baik apabila dia memperoleh imbalan (reward) yang memadai seperti bonus, penghargaan, ekstra cuti dan sebagainya.
- 2. Motivasi kerja
Motif dapat diartikan apa yang mendorong seseorang untuk bertindak dengan cara tertentu dengan kecenderungan berperilaku tertentu. Dorongan bertindak ini dapat dibangkitkan oleh suatu rangsangan dari luar atau yang lahir dari dalam diri orang itu sendiri.
Dilingkup organisasi Ratmawati dan Herachwati ( 2006 : 32) berpendapat bahwa : “ Motivasi kerja (work motivation) merupakan tekanan psikologis dalam diri seorang yang menentukan arah perilakunya dalam organisasi, tingkat usahanya, maupun tingkat ketahanannya dalam menghadapi hambatan-hambatan.”
Pegawai akan termotivasi memberikan hasil kerja yang baik apabila pegawai tersebut memperoleh imbalan (reward) yang memadai seperti mendapat bonus, penghargaan, dan yang lainya.
Dengan adanya pemberian motivasi yang baik maka akan timbul kepuasan kerja yang selanjutnya akan melahirkan kinerja yang baik pula. Pendekatan motivasi kerja pegawai dalam pekerjaan sehari-hari di kantor dapat dilakukan pada setiap kegiatan, karena kebiasaan seseorang cenderung tetap. Jika mereka mempunyai motif bekerja hal ini dapat dibuktikan dari kebiasaan pegawai untuk melakukan pekerjaan tersebut.
Motivasi sering kali dipahami sama dengan kinerja (performance). Padahal motivasi dan kinerja (performance) adalah hal yang berbeda. Kinerja adalah evaluasi atau perilaku seseorang, hasilnya antara lain untuk mengetahui seberapa baik seseorang melakukan pekerjaannya.
Faktor tersebut diantaranya meliputi keberhasilan dalam melaksanakan tugas/pekerjaan, memperoleh pengakuan/penghargaan atas prestasinya, memperoleh tanggungjawab yang lebih besar dan memperoleh kemajuan/perubahan kedudukan melalui promosi. Sejauh manakah semuanya itu dapat terpenuhi secara positif bagi pegawai, maka sejauh ini pulalah dorongan/daya motivasinya, untuk bekerja bagi tercapainya tujuan organisasi. Dari segi organisasi tentang terpenuhinya kebutuhan manusia tersebut tentunya tergantung pada batas-batas kemampuan organisasi itu pula.