BATAM KOTA – Kepri dinilai masih kekurangan sekitar 2.000 tenaga guru Bimbingan Konseling (BK). Berdasarkan Permendikbud 111/2014 tentang Bimbingan dan Konseling Pada Pendidikan Dasar dan Menengah disebutkan bahwa satu orang Guru Bimbingan Konseling (BK) melayani 150 orang siswa di sekolah. Namun kenyataanya rasio antara guru BK dan jumlah siswa yang ada di Kepri masih belum sebanding.
Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 5 Batam contohnya, dimana jumlah siswanya tercatat sekitar 2.000 siswa, tapi jumlah guru BK hanya tiga orang. Fakta ini tentu tidak sesuai dengan Permendikbud 111/2014, padahal sekolah tersebut terpilih sebagai sekolah pelaksanaan kegiatan Konseling Lintas Budaya. Kondisi seperti ini juga dialami hampir sebagian sekolah yang ada di Kepri.
Guru Besar Bimbingan Konseling Universitas Negeri Padang (UNP), Prayitno mengatakan guru BK memegang peranan penting di sekolah, seperti pada pemilihan peminatan (jurusan), pelaksanaan kesesuaian kurikulum dengan kemampuan, bakat, dan minat dari siswa, pemilihan pendidikan lanjutan yang disesuaikan dengan potensi siswa.
Bagi siswa tingkat akhir satuan pendidikan mulai dari SD, SLTP, hingga SLTA (SMA/SMK). Dalam proses ini seorang guru BK harus dapat membantu siswa mengambil sikap dan memberikan saran sesuai dengan karakteristik individual siswa masing-masing, sehingga yang pada akhirnya mampu menjembatani siswa menggapai kesuksesannya.
“Dalam Permendikbud disebutkan satu orang guru BK harus menangani 150 siswa,” kata Prayitno pada rangkaian kegiatan Konseling Lintas Budaya di kampus Universitas Riau Kepulauan (Unrika) Batam, beberapa waktu lalu.
Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau Kepulauan, Yarsi Efendi menambahkan pendidikan BK di Kepri, telah dirintis oleh Unrika, sejak 2010 yang lalu, dan merupakan satu-satunya institusi penyelenggara pendidikan BK di provinsi perbatasan ini. Tentunya keberadaan program studi pendidikan BK ini dinilai merupakan pilihan yang menjanjikan masa depan yang baik.
Menurut dia hampir 95 persen alumni Program studi pendidikan BK FKIP UNRIKA telah bekerja. Hal yang menarik lainnya adalah alumni yang tidak hanya bekerja sebagai guru BK tapi banyak juga bekerja di sektor lain selain pendidikan. Di antaranya di pemerintahan, perbankan, perindustrian, BNN, pengembang, perhotelan dan pariwisata, serta sektor lainnya.
“Hal ini karena keluasan ilmu konseling itu sendiri. Dimana mata kuliah di BK mencakup 70 persen ilmu bimbingan, teknik pemahaman individu, psikologi terapan, teori dan teknik konseling,” katanya.
Kemudian 30 persen lainya adalah ilmu pendidikan umum lainnya, maka itu Yarsi menilai bahwa kekurangan guru BK ini tentu menjadi kesempatan baik bagi mahasiswa yang sedang menempuh pendidikan BK. Maupun bagi tamatan SMA dan SMK di Kepri yang ingin melanjutkan studi di perguruan tinggi, dengan memilih program studi Pendidikan Bimbingan Konseling.
Sumber : https://www.sindobatam.com/guru-bk-berperan-arahkan-bakat-dan-minat-siswa/