batampos.co.id – Himpunan Mahasiswa Pecinta Alam (Himpala) Universitas Riau Kepulauan (Unrika) mengadakan kegiatan transplantasi terumbu karang di Pulau Sarang, Minggu (16/8) lalu.
Kegiatan ini merupakan satu dari rangkaian acara bertajuk Lestari Bahari Wujud Cinta Tanah Air. Sebuah acara yang digelar untuk memperingati HUT Ke-70 Kemerdekaan RI.
“Kami memilih transplantasi terumbu karang karena terumbu karang di sini banyak yang hancur,” kata Hari Mulya, Ketua Himpala Unrika.
Total ada 96 bibit terumbu karang untuk proses transplantasi, sore itu. Terumbu-terumbu karang itu diletakkan dalam substrat-substrat di enam meja kawat. Masing-masing meja berisi enam belas subtrat.
Transplantasi dan penanaman dilakukan oleh dua belas organisasi pecinta alam se-Batam dan Sumatera. Yakni, Himpala Unrika, Mapala Universitas Batam, K-Pal Politeknik Negeri Batam, dan Bimapala dari Universitas Internasional Batam (UIB).
Juga Mapala Pagaruyung Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sumatera Barat, Mapala Jamar Singsiah Sumbar, Mapala Edelweiss Aceh, Mapala Porifera Riau, Mapala Trisakti, Amstipala Medan, Mapala Suska dari Universitas Islam Negeri Medan, dan Mapala Politeknik Perkapalan Negeri Surabaya.
Tak hanya itu. Perwakilan dari Dinas Kelautan, Perikanan, Pertanian, dan Kehutanan, Badan SAR Nasional, Polisi Perairan Batam, LSM Lintas Nusa, dan kelompok musik Java Jamaica juga ikut menanam.
Ketua RW 008 Kelurahan Sekanak Raya – Kecamatan Belakangpadang Ahmad memberikan pengarahan kepada para perwakilan organisasi sebelum menanam.
Meliputi, cara memotong terumbu karang, mengisi substrat, dan memasukkan potongan terumbu karang.
“Satu yang diingat, kalau tangan sudah kena semen, jangan memegang karang,” katanya.
Sebab, semen dapat menutup pori-pori terumbu karang. Imbasnya, terumbu karang tidak dapat bernafas. Lama-kelamaan akan mati.
“Jadi kalau satu tangan mau megang semen, satu lainnya megang karang,” katanya lagi.
Meja-meja substrat itu kemudian ditanam ke tengah laut. Tepatnya, ke wilayah konservasi terumbu karang. Pulau Sarang merupakan satu-satunya wilayah utara Batam yang memiliki konservasi terumbu karang.
Jali, seorang penggiat pelestarian terumbu karang di Pulau Sarang mengatakan, konservasi itu muncul pada tahun 2008.
Saat itu, terumbu-terumbu karang di Pulau Sarang marak dijual. Bahkan oleh warga sendiri.
“Makanya, sekarang, kami berusaha melakukan konservasi supaya mereka tergerak untuk tidak lagi menjual terumbu karang secara ilegal,” kata Jali.
Kepala Unit Pelaksana Tugas (UPT) Kawasan Konservasi Perairan Daerah Kota Batam Hamdani mengaku senang dengan kegiatan ini. Terlebih dengan banyaknya anak muda yang ikut serta dalam kegiatan ini.
“Ini cikal bakal manusia-manusia yang peduli pada lingkungan dan perairan,” tuturnya yang juga ikut dalam kegiatan ini.
Kegiatan transplantasi terumbu karang ini merupakan kegiatan ketiga dalam rangkaian acara Lestari Bahari Wujud Cinta Tanah Air itu.
Mereka mengawali acara tersebut dengan kegiatan bersih pantai di Pulau Mecan, Minggu (16/8). Di hari sebelumnya, Sabtu (15/8) Himpala Unrika juga memberi pelatihan hydroponik bagi ibu-ibu Pulau Sarang.
Puncak acara berlangsung hari ini, Senin (17/8). Anggota Himpala Unrika dan seluruh perwakilan Mapala se-Batam dan Sumatera akan melangsungkan dua upacara bendera sekaligus. Yaitu, upacara di darat dan bawah laut.
Upacara di darat akan berlangsung di pelataran SDN 008 Pulau Sarang. Sementara itu, upacara di bawah laut akan berlangsung di dalam perairan Pulau Taman.
“Upacara akan berlangsung pada pukul 10.00 WIB,” kata Hari Mulya, Ketua Himpala Unrika. (ceu)